Cinta Sejati
Dan Orang-orang yang beriman amat dahsyat cintanya kepada Allah . . . (Al-Baqarah ayat 165)
Mencintai adalah naluri setiap manusia normal. Namun, mengatas namakan cinta sebagai fitrah manusia, lalu berbuat semaunya adalah manusia abnormal, alias gak waras. kadang ada orang yang berkata “Aku pacaran karena mensyukuri karunia Allah. Rasa cinta kan berasal dari Allah, jadi pacaran boleh aja dong karena itu bentuk penghargaan atas karunia Allah …” Duh kasian ya friends, temanmu itu. Dia nggak tahu, tapi sok tahu. Itulah jenis orang yang menurut Imam Ghazali “orang nggak tahu dan Ia enggak tahu kalau ia nggak tahu”. Orang-orang kaya gini perlu pendekatan khusus dan “ekstrakuat” untuk mengubah gambaran tentang cinta. Dan bahayanya lagi, tipe orang kaya gitu tuch banyak banget, terserak diseluruh jagat raya ini.
Emang gug salah kalau ada orang yang memahami bahwa cinta itu adalah anugrah dari Allah. Itu adalah kebenaran yang sangat jelas dan nyata, bahkan juga bisa dirasa (Emang makanan). Tapi, jangan berhenti disitu aja. Kalau kamu memahami dan dan mengerti bahwa cinta adalah karunia Allah, maka dalam mengekspresikan rasa cinta itu pun harus sesuai dengan aturan yang diberikan oleh Allah. Sebab gug mungkin dong Allah memberikan rasa Cinta pada manusia tanpa aturan atau cara mengekspresikannya. Nggak Cuma perasaan Cinta pada lawan jenis. Ketika Allah memberikan Fitrah manusia hingga suka pada harta, anak-anak, atau tahta, Allah pun memberikan aturannya. Kamu boleh sayang dan cinta kepada anak-anakmu, tapi ada batasan, cara dan aturannya . . . Enggak bisa semau gue bersikap dengan dalih dia anak gue dan gue sayang anak. “Pukul dia, kalau umur 10 tahun masih enggak sholat”, kata Nabi SAW. Itu juga bentuk cinta dan sayang pada anak. (Ngomongin anak aja, emang udah pada punya anak gitu).
Sebenarnya, ada cinta yang banyak dilupain orang. Cinta itu bisa bikin si pecinta senang dan puas, tentram, dan bahagia. Dia adalah cinta kepada macem-macem, tetapi dengan mengikuti aturan ilahi yang berdasar pada keimanan. Itulah cinta Imani (Bukan Imin). Dengan itu kamu bisa mencintai apa pun dan siapa pun bedasar keimanan yang benar. Syaratnya, kamu harus mencintai Allah dan Rasulnya. Cinta kepad Allah artinya cinta kepada pencinta alam semesta. Cinta kepada penjaga dan pemeliharanya, Cinta kepada yang selalu member kebutuhan hidup kita. Setiap hari, sepanjang usia. Mencintai rasul berarti mencinta orang yang dicinta sang pencipta. Berarti mencintai orang yang paling berjasa dalam hidup kita, yang mengantarkan kita ke cahaya islam dan keimanan. Beliau Rasulullah SAW, yang sangat khawatir dan cemas dengan nasib umatnya, seraya selalu berdoa untuk keselamatnnya,
Ya Allah, aku memohon limpahan cinta-Mu, and cinta orang-orang yang mencintai-Mu. Dan mudahkan aku beramal untuk mendapatkan Cinta-Mu . . .
Komentar
Posting Komentar